Inilah Saya, Sang Petualang Mimpi

Minggu, 11 September 2011 § 1

Salam,

Night blogger lama gg mampir, kuliah belum pasti tu schadule, mana disibukkan dengan segala ribetnya persiapan SIPMA (biasa dibilang ospek jurusan sm makrab gitu deh kalo di prodi2 lain).
Untuk cerita mah besok2 aja ya (kalo sempet dan inget) Sekarang mau ngeposting tugas essay aja, yg entah gimana saya bisa yg dapet reward. Kayaknya ngelindur deh yang baca, saya nulisnya aja mood2an gitu. 2 atau 3 hari sebelum TM 2 baru dibuat, putus2 lagi awalnya. Haaaaamrr. Lanjut aja dah langsung ke essay, buat yang penasaran, langsung baca aja (maaf tulisan sekedarnya), dengan tema 'Aku dan Mimpiku' selamat bermimpi teman :)


Inilah Saya, Sang Petualang Mimpi

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
“Bermimpilah tentang apa yang kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat yang kamu ingin pergi. Jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan. ”
-from some quote-
Inilah Saya, tak hanya seorang yang senang bermimpi. Namun Saya, Sang Petualang Mimpi. Yang setiap langkah perjalanan hidup saya, saya yakini sebagai perjalanan mencapai mimpi. Dan suatu saat dapat saya teriakkan “ Aku lah Sang Pencetak Mimpi”. 

Jujur aja, saya ini hanyalah seorang anak perempuan biasa tak lebih, diciptakan Tuhan dengan derajat yang sama dengan makhluk-makhluk sesama. Namun saya selalu menganggap diri saya istimewa, karena dengan rencana Sang Khaliq lah saya diciptakan, dengan segala ke unikan dan kelebihan maupun sepaket dengan kekurangannya dan inilah saya. Yang setiap orangpun tak dapat memilikinya. Begitu juga mimpi saya, saya yakin mimpi saya juga istimewa yang tak setiap orang dapat memimpikannya dan ingin mewujudkannya.

Buat saya setiap mimpi adalah bagian nafas saya, setiap saya bayangkan mimpi itu, saya rasakan betapa besarnya Sang Pencipta yang membimbing saya untuk memikirkannya. Untuk memimpikannya pun terasa aliran kasih sayang Ar-Rahman yang selalu ada di dekat saya. Dan inilah tugas saya, yang tak sekedar memimpikannya namun juga ditunggu oleh Sang Maha Besar untuk mewujudkannya. Ibarat sayur tanpa garam atau bumbu, pastilah hambar bukan? Nah buat saya, hidup tanpa sebuah mimpi itu datar. Biasanya dalam kehidupan mimpi itu sering berhubungan dengan visi atau tujuan untuk mecapai target-target di dunia ini. Bukannya tanpa tujuan, ketika kita jalan, kita akan bingung sebenarnya kita jalan mau kemana? Dan untuk apa? Begitu juga hidup kita di dunia ini. Menurut Muhammad Assad (penulis buku NoteFromQatar) ada tiga alasan yang membuat mengapa mimpi menjadi sangat penting :
1.      Mimpi adalah modal paling utama yang dapat membuat kita terus bergerak mengejar impian.
2.      Mimpi berfungsi sebagai alarm yang akan terus mengingatkan kita agar selalu konsisten dan penuh ketekunan untuk meraih apa yang diinginkan, tidak peduli betapa hebat tantangan yang akan dihadapi.
3.      Mimpi akan membuat hidup terasa lebih hidup karena tanpa mimpi, hidup akan sangat membosankan.
 Lalu tunggu apa lagi, rancanglah mimpi-mimpimu sekarang juga. Hingga kamu tau sebenarnya mau kemana kamu. Jangan sampai kamu terlambat menyadarinya dan menjalani hidup dengan setengah hati, hidup kita di dunia yang penuh fatamorgana ini hanya sekali. Bukan seperti di film-film kartun yang nyawanya sampai tujuh kali baru akan tamat perjalanan di bumi ini. Mimpimu adalah kekuatanmu untuk melangkah selanjutnya. Jadi janganlah takut untuk bermimpi besar. Rancang dan bayangkanlah! Karena kekuasaan, rahmat dan kasih sayang Allah terbentang luas bagi seluruh hamba-hamba-Nya tanpa terkecuali. Dia sendiri yang mengatakan, “…dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah..” (QS. Az-Zumar [39]: 53).


Oke, sedikit sharing dan semoga bisa bermanfaat aja. Inilah awal saya merancang sebuah mimpi. Sewaktu kecil ibu saya sering menyanyikan lagunya boneka kecil dari surabaya, adeknya kak Ria, taukah? Namanya Susan. Waktu saya kecil lagu ‘Cita-citaku’ lagi populer sekali dikalangan anak kecil seusia saya waktu itu. Lagu yang berisikan tentang cita-cita itu sering sekali dinyanyikan ibu saya ketika sedang bersama saya. Hal tersebut secara tidak langsung sedikit mempengaruhi saya untuk mempunyai sebuah mimpi, sebagai pegangan saya ketika ditanya apa cita-cita atau mimpi saya? Disitulah berawal sebuah mimpi sederhana saya, keinginan menjadi dokter seperti kata Susan, ‘ingin menyuntik orang’. Itulah mimpi seorang anak TK yang masih labil dan berubah-ubah. Dan kenyatanya setelah saya berada di Sekolah Dasar hingga Menengah Pertama mimpi saya berubah dan beralih keinginan menjadi seorang Superhero, pahlawan tanpa tanda jasa. Yang lebih dikenal nama populernya adalah Guru. Di saat murid-murid mereka sedih, Guru siap untuk menghibur dan mengajaknya tertawa bersama. Disaat murid mereka sendiri, Guru siap untuk berada di samping menemani. Di saat murid mereka kesulitan, Guru siap untuk membantu bersama-sama menghadapi kesulitan yang dengan keajaiban hatinya berubahlah kesulitan itu menjadi sebuah kemudahan. Dengan tulus hatinya mampu menyihir hati murid untuk selalu menghormati dan menyayangi mereka dan menjadikannya sebuah kenangan yang tak terlupakan. Dan orang-orang disekitar saya waktu itu mengatakan ‘seorang Guru itu pahalanya besar,’ Saya rasa selain dijadikan profesi bisa dijadikan ladang amal. Itulah mimpi yang waktu itu masih dibilang mimpi-mimpi anak kecil yang masa-masa itu pun masih berganti-ganti mimpinya.

Menginjaklah saya di masa-masa SMA yang kata banyak orang masa-masa yang paling indah susah untuk dilupakan dan disitulah masa kita mulai beranjak dewasa dengan sikap-sikap, pemikirannya serta pola pikir yang berubah. Ternyata benar bukan saja pola pikir dan pemikiran saya yang berubah namun mimpi saya pun mulai berubah dan berkembang. Banyaknya tantangan di SMA pun membuat saya banyak pengalaman yang benar-benar berharga. Dari hidup dan lainnya. Dari kakak angkatan yang sering kumpul dan sharing bersama teman-teman, saya belajar arti sebuah kehidupan. Bahwa hidup itu sebuah perjalanan mencari bekal. Dan itulah salah satu dasar saya merancang sebuah mimpi-mimpi saya selanjutnya. Awalnya saya mulai berfikir dan merasa kurang percaya diri, ‘apakah saya bisa menjadi seorang Guru yang baik, sedangkan prestasi di SMA saja menurun dan kurang bisa dibanggakan? Lalu bagaimana saya mengajar murid saya, dan bagaimana murid saya kelak jika Gurunya pun tak ahli?’ Dan mulailah saya bertanya dalam diri saya saat itu, sebenarnya apa yang saya inginkan dikemudian hari? Ingin menjadi seperti apa dan apa yang ingin saya lakukan? Dan munculah berbagai pernyataan dari hati kecil saya terhadap diri saya ini.

 Di suatu malam saya merenungkan, dan tiba-tiba entah dari mana datangnya seperti Allah yang menuntun saya. Saya putuskan saya ingin menjadi seorang Volunteer, mungkin lebih ingin ke disaster volunteer nya atau biasa dikenal Relawan Bencana Alam. Entah bagimana, sejak mulainya banyak bencana alam di Indonesia, saya sering update dan simpatik serta membayangkan saya berada langsung dilokasi membantu tidak hanya sekedar menonton di depan layar televisi alangkah senang dan leganya. Namun saya tak bisa berbuat apa lagi karena masih terlalu dini mungkin saat itu. Sebenarnya saya terinspirasi oleh sebuah organisasi kemanusiaan mandiri non pemerintah yang menjalankan misi-misi kemanusiannya di berbagai konflik di berbagai negara. Salah satunya yang sejak awal pembombardiran Israel terhadap Palestina hingga saat ini, menjalani suatu proyek pembangunan RSIndonesia di Gaza. Rasanya saya ingin bergabung bersama mereka. Dan sejak itu sekitar saat saya berada di kelas 2 SMA saya bersungguh-sungguh dan ingin merancang lebih jauh mimpi saya. Berawal dari mimpi menjadi seorang Relawan, dan saya mulai memikirkan bagaimana saya bisa masuk ke dalam barisan orang-orang hebat itu, mulai dari mana dan bagaimana? Setelah saya baca-baca informasi dan melihat di televisi ternyata tenaga medis lebih banyak di butuhkan dalam barisan itu. Dan saya putuskan perjuangan saya menuju Faculty of Medicine di salah satu Universitas Negeri di Surabaya. Mempelajari ilmu kesehatan, menangani Gawat Darurat, memperbanyak pengalaman sambil masuk ke dalam sebuah organisasi kemanusiaan, lulus menjadi dokter dan membantu orang lain. Dan bergabunglah menjadi seorang relawan. Diam-diam saya menyelipkan dalam draf mimpi saya, untuk suatu saat saya dapat berkunjung ke RSIndonesia yang dengar-dengar akan mulai dibangun sekitar bulan Mei 2011 di Gaza oleh sebuah organisasi kemanusiaan di Indonesia dari dana-dana yang terus mengalir untuk saudara-saudara di Palestina. Lebih beruntung lagi apabila saya diberi kesempatan untuk bisa bekerja disana. Itu merupakan salah satu cita-cita terbesar saya. Entah mengapa semakin lama keinginan itu tertanam di hati saya. Rasanya ingin sekali, ketika teman saya bertanya mengapa? Saya juga bingung menjawabnya intinya saya rasa menjadi volunteer itu keren, entah bagaimana ingin sekali berkontribusi langsung di masyarakat suatu saat nanti. Membantu orang lain secara langsung yang bukan hanya sekedar menangis di depan layar kaca. Saya pikir hidup saya hanya sekali. Hidup saya adalah petualangan saya untuk mencari bekal buat kehidupan yang kekal selanjutnya, bukan hanya bekal rohani kepada Tuhan saja. Namun begitu juga keseimbangan untuk sesama saya, karena saya hidup tak sendiri. Pastilah ada hikmah mengapa Tuhan saya mengizinkan saya singgah di dunia ini. Jadi tak tanggung-tanggung saya memiliki mimpi, tak hanya memikirkan bagaimana terus bertahan hidup dan berdoa siang malam, namun apa yang nantinya saya akan berikan untuk orang tua serta masyarakat disekitar saya. Apakah hanya bermimpi menjadi seorang yang kaya, bekerja sendiri dan menikmati itu sendiri? Saya rasa itu bukan tujuan hidup saya. Banyak yang bertanya, apakah tidak takut? Jujur saya sedikit takut, tapi saya lebih takut jika orang-orang yang sedang mengalami bencana itu tak tertangani. Saya yakin tak mudah untuk mewujudkannya, tapi saya Bismillah saja. Insya Allah jika Allah meridhai pasti akan dimudahkan menuju mimpi itu, jikalau tidak pasti Allah mempunyai sesuatu yang lebih baik. Di bangku akhir SMA pun saya berusaha untuk berjuang masuk ke jurusan itu untuk mewujudkan mimpi saya. Dan ternyata persaingan begitu ketat dan orang tua juga tak memiliki dana lebih untuk anggaran masuk ke jurusan itu kecuali lewat jalur Nasional dengan biaya lumayan. Setelah saya berjuang ternyata saya gagal. Jujur sedih waktu itu. Tapi saya selalu yakin selalu ada Allah, dan Allah tau apa yang pastinya terbaik untuk saya. Berusaha untuk selalu husnuzhon dan berpikir kedepan. Saya yakin jika memang Allah meridhai mimpi itu pastilah selalu dimudahkan.

Dan akhirnya saya lanjutkan perjuangan saya setelah melewati berbagai tes. Dan ternyata tahun ini Allah lebih meridhai saya untuk ada di International Science Education UNY. Awalnya saya bingung, apakah saya harus membanting stir mimpi saya ke yang lain? Tapi saya rasa banyak jalan menuju roma. Mulailah saya merubah sedikit rancangan mimpi awal. Tetap saya masih ingin menjadi volunteer, dan saya ingat kata-kata seorang kenalan yang ternyata anggota dari salah satu organisasi kemanusiaan yg bercabang di padang bahwa menjadi seorang relawan tidak mengenal profesi entah itu dokter dan lainnya. Yang penting niat dan ketulusan untuk mebantu sesama. Ada sedikit pencerahan dan kelegaan, selalu saya mencari-cari hikmah dari semua ini dan dalam hati saya berdoa, ‘Ar-Rahman Mudahkanlah ini, untukMu dan untuk saudara-saudaraku’. Memang janji Allah itu benar, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al-Insyirah [94]: 6). Di hari OSPEK Inagurasi ternyata hadirlah relawan-relawan UNY untuk merapi dan adek-adek korban merapi. Ya Allah, jujur saja langsung nangis waktu itu juga dan ga bisa bilang apa-apa sama Allah, Cuma Tasbih Tahmid dan Takbir aja dalam hati. ‘Ya Rahman benar-benar baik banget, memang benar setelah adanya hujan ada pelangi yang menunggu’. Mungkin inilah hikmah mengapa tahun ini Allah menyediakan tempat untuk saya di UNY. Langsung saya mencari link untuk bisa bergabung bersama barisan itu, saya rasa ini bisa dijadikan sebuah gerbang untuk menuju mimpi saya yang lain. Setelah link saya dapat dan mencari info, ternyata saya bisa bergabung. Namun ada berbagai kendala, mungkin yang saya rasakan. Sempat bimbang, namun saya akan mencoba. Sempat saya merasa beda setelah mendengar berbagai info tentang relwan-relawan disana dan kurang percaya diri. Namun sudahlah, yang terpenting seberapa bisa bermanfaatnya saya disana, dari pada memikirkan ketidak percaya dirian itu. Bukankah kendala itu sebuah ujian, bisa saja inilah Allah munguji saya seberapa seriuskah saya, terhadap mimpi saya. Mungkin masih banyak kekurangan dalam diri saya, namun bukankah dalam menggapai sebuah mimpi, sudah pasti ada harga yang harus dibayar dengan menjalani proses perealisasiannya, yaitu usaha, kerja keras dan doa. Ini adalah harga mutlak yang sama sekali tidak bisa ditolak. Allah pun sudah mengingatkan bahwa setiap perubahan harus dimulai dari dalam diri manusia itu sendiri, “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai mereka merubah sendiri keadaan yang ada pada diri mereka.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 11) Saat ini tinggalah meneruskan atau mungkin mengubah sedikit draf semula. Bukankah jika plan A gagal kita bisa berjuang di plan B, plan C dan seterusnya? Bukannya Allah tak suka jika umatnya berputus asa? Tentu adalah Al-Aziz pengatur sekenario terbaik. Sebaik-baiknya kita bermimpi, pastilah Allah selalu mempunyai yang lebih baik. Namun tak salah jika kita selalu berusaha dan berpikir positive dapat meraihnya, bukankah prasangka Allah sesuai prasangka hambanya?

Kata Paulo Coelho, “If you really want something and you work hard for it, the universe will conspire to achieve your dream.” Saat kita benar-benar menginginkan sesuatu dan kita bekerja keras untuk itu, maka alam semesta akan mendukung. Nah saat ini tinggalah saya berusaha kembali kembali dan kembali untuk meraih kesuksesan mimpi itu. Bukankah kata Andrie Wongso “Succsess is My Right, sukses bukan milik orang-orang tertentu. Sukses milik anda, milik saya, dan milik siapa saja yang menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan dengan sepenuh hati.” Ada sebuah lagu tentang kekuatan bermimpi yang berjudul The Power of Dream by Celine Dion yang mampu menjadikan semua khayalan menjadi kenyataan, dan meyakini bahwa tidak ada satu hal pun yang mustahil di dunia ini. Berikut penggalan lirik lagu tersebut yang memiliki arti sangat dalam.

The power of the dream…
The faith in things unseen…
The courage to embrace your fear…
No matter where you are…
To reach for your own star…
To realize the power of the dream…
To realize the power of the dream…

Tidak semua mimpi besar kita akan berbuah kesuksesan. Tapi, tidak ada kesuksesan yang tidak diawali oleh sebuah mimpi besar! Jadi berani-lah bermimpi besar. Karena mimpi itu murah, ga keluar banyak energi, apalagi duit.
                            
Lulus S1, mengajar di luar negeri seperti SIC (Sekolah Indonesia Cairo) atau yang lain sambil meneruskan S2, pulang ke negeri asal. Membangun sekolah untuk anak kurang mampu dan anak jalanan. Sambil berkontribusi dalam suatu organisasi kemanusian. Inilah Mimpiku, bagaimana dengan mimpimu? Selamat bermimpi J

Salam hangat,
.: Miftakhul Jannah :.

What's this?

You are currently reading Inilah Saya, Sang Petualang Mimpi at ♡ My Life is My Adventure ♡.

meta

§ 1 Response to “Inilah Saya, Sang Petualang Mimpi”